
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menggencarkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dengan menyasar sekolah, pondok pesantren, maupun anak-anak di lingkungan informal atau tidak mengenyam pendidikan formal.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tulungagung, dr. Aries Setiyawan, Rabu, mengatakan, salah satu temuan menonjol dari hasil CKG yang sudah berjalan sejak Juli 2025 itu adalah gangguan penglihatan pada anak-anak.
“CKG saat ini masih terus berlangsung, sesuai rencananya harus selesai sampai akhir tahun 2025 dengan sasaran 183 ribu anak,” jelas Aries.
Ia menyebut, kelainan visus atau gangguan penglihatan dapat dipicu oleh berbagai faktor.
Dari sisi internal, bisa terjadi akibat kelainan anatomi bola mata maupun faktor genetika, seperti orang tua yang sejak awal sudah menggunakan kacamata.
Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi pola hidup, seperti kurangnya pengawasan gizi maupun penggunaan gawai dalam jangka waktu lama.
“Pengaruh makanan terhadap kasus visus sebenarnya kecil, namun tetap penting diperhatikan karena memengaruhi pertumbuhan sel mata. Sementara penggunaan gawai berlebihan, apalagi di tempat gelap, dapat memicu kelelahan syaraf mata dan menimbulkan gangguan penglihatan,” tambahnya.
Melalui CKG, gangguan visus bisa dideteksi sejak dini. Anak-anak yang terindikasi akan direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan serta mendapat edukasi bersama orang tua.
“Dengan CKG, kondisi kesehatan anak bisa terpantau, dan jika ada indikasi kelainan bisa dicegah sejak dini,” tegasnya.