Beberapa pejabat tinggi kelompok bersenjata penguasa Afghanistan, Taliban, mengunjungi Tokyo, Jepang, Rabu (19/2/2025). Kunjungan mereka ke Negeri Sakura itu atas undangan Nippon Foundation.
Mengutip AFP, ini adalah pertama kalinya anggota pemerintah Taliban mengunjungi Jepang sejak mereka mengambil alih Afghanistan pada tahun 2021. Kepala Biro urusan Timur Tengah dan Afrika Kementerian Luar Negeri Jepang, Toshihide Ando, juga telah bertemu dengan seorang delegasi senior Taliban sehari sebelumnya.
“Ando mendorong mereka untuk menghormati hak asasi manusia dan mempromosikan proses politik yang inklusif,” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang kepada AFP.
Sebagai penyelenggara perjalanan ini, Nippon Foundation juga menyoroti kondisi sulit yang harus dihadapi oleh perempuan dan anak-anak di Afghanistan. Lembaga itu menyoroti makna kunjungan ini sebagai upaya jangka panjang pemerintah Jepang untuk menjadi jembatan Taliban dalam koordinasi dengan masyarakat internasional
“Kami ingin mereka menyadari perlunya menerima berbagai dukungan kemanusiaan dari masyarakat internasional bagi mereka yang rentan,” timpal Juru Bicara Pemerintah Yoshimasa Hayashi.
Taliban telah memberlakukan interpretasi hukum Islam yang keras terhadap penduduk, termasuk kembalinya hukuman cambuk dan eksekusi di depan umum. Perempuan telah juga dilarang dari pendidikan, pekerjaan, dan banyak ruang publik dalam apa yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai apartheid gender.
Kementerian Luar Negeri Jepang menolak untuk mengidentifikasi pejabat Taliban yang bertemu Ando. Tetapi media Afghanistan mengatakan kelompok tersebut mencakup mereka yang mengawasi kebijakan pendidikan tinggi dan urusan luar negeri.
Pemerintah Taliban melakukan kunjungan rutin ke negara-negara tetangga dan regional, termasuk di Asia Tengah, Rusia, dan China. Mereka baru secara resmi mengunjungi Eropa untuk menghadiri pertemuan puncak diplomasi di Norwegia pada tahun 2022 dan 2023.
Sementara itu, Kedutaan Jepang di Kabul untuk sementara dipindahkan ke Qatar setelah jatuhnya pemerintahan yang didukung asing sebelumnya dan pengambilalihan oleh Taliban pada tahun 2021. Namun, kedutaan tersebut telah dibuka kembali dan melanjutkan kegiatan diplomatik dan kemanusiaan di negara tersebut.