
Bursa saham Asia dibuka melemah setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve tidak akan agresif memangkas suku bunga.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, turun 1,4%, sementara Topix melemah 1,27%. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,84% dan indeks Kosdaq turun 1,92%.
Di Australia, S&P/ASX 200 diperdagangkan 1,91% lebih rendah.
Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 19.873, mengindikasikan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan penutupan HSI di 19.864,55.
The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35-4,50%, sesuai ekspektasi pasar. Akan tetapi di balik pemangkasan, bank sentral AS tersebut mengisyaratkan akan lebih dovish.
The Fed menunjukkan bahwa mereka mungkin hanya akan menurunkan dua kali lagi pada 2025. Ekspektasi tersebut tercermin dari dot plot terbaru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi dan pandangan suku bunga masa depan dari masing-masing anggota Federal Open Market Committee (FOMC).
Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang diekspektasikan pada 2025 ini hanya setengah dari target komite ketika plot tersebut terakhir diperbarui pada September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps pada 2025.
Lebih lanjut, pejabat Fed menunjukkan dua pemotongan lagi pada 2026 dan satu lagi pada 2027. Dalam jangka panjang, komite memandang suku bunga “netral” berada pada 3%, 0,1 poin persentase lebih tinggi dibandingkan pembaruan September, karena tingkat ini secara perlahan meningkat sepanjang tahun ini (3% vs 2,9%).